Berbagi artikel

Alam

Gempa Bumi

Aji sedang belajar IPS bersama Nurdin dan Anto di rumah Nurdin. Ibu Nurdin menyediakan segelas es sirup dan brownies yang lezat. Buku pelajaran terbuka di hadapan mereka. Nurdin sedang menirukan gaya Pak Fauzi dalam menerangkan pelajaran.

            “Jadi begini anak-anak, yang dimaksud gempa bumi adalah….” Tiba-tiba Nurdin terdiam.

            “Kenapa, Din?” tanya Aji.

            “Ada gempa.”

            “Bercanda, kamu.”

            “Aku serius. Coba kalian konsentrasi.”

            Aji dan Anto diam. Tiba-tiba, es sirup di gelas mereka bergoyang. Lampu kristal di tengah ruangan juga bergoyang. Aji dan Anto juga merasakan goncangan yang cukup keras. Dari dalam, kakak Nurdin berlari ke luar.

            “Ayo, ayo! Cepat ke luar! Gempa!” Kak Fana, kakak Nurdin, menyambar bantal sofa untuk menutupi kepalanya.

            Nurdin, Aji, dan Anto ikut menyambar bantal sofa. Mereka berlari ke luar rumah. Di depan rumah Nurdin ada tanah lapang, tempat biasa Nurdin dan teman-temannya bermain sepak bola. Tetangga-tetangga Nurdin sudah berkumpul di lapangan itu.

            Ada Bu Joko yang sibuk mondar-mandir dari ujung lapangan yang satu ke ujung lapangan yang lain. Anak-anak kecil menangis ketakutan. Goncangan gempa masih terasa kuat.

            “Bruk! Brukk…!!!”

            Semua yang ada di lapangan menoleh. Suara itu datangnya dari arah barat lapangan. Sebuah rumah rubuh. Ambruk ke tanah. Debu-debu berterbangan dari rumah itu.

            “Rumah Bu Maryam!” seru Nurdin.

            Nurdin berlari ke rumah Bu Maryam. Aji dan Anto mengikuti. Tetangga-tetangga langsung berkerubung di depan rumah itu. Mereka mencari-cari Bu Maryam. Mereka takut Bu Maryam sedang berada di dalam rumah saat rumah itu rubuh.

            Dari kejauhan, terlihat Bu Maryam berlari. Dia baru pulang berbelanja. Bu Maryam histeris melihat rumahnya ambruk. Bu Fatimah sibuk menenangkan.

            “Budi… Budi ada di dalam, sedang tidur siang.” kata Bu Maryam.

            “Budi?” tanya Nurdin, kaget.

“Budi siapa?” tanya Anto. “Yang teman sekelas kita?”

“Iya,” jawab Nurdin. “Ayo kita cari!”

Nurdin, Aji, dan Anto bergegas menuju rumah Bu Maryam. Mereka hendak masuk, mencari Budi. Di depan pagar, sekelompok pemuda menaham mereka.

“Biar kami saja yang cari,” kata seorang pemuda.

Dengan peralatan seadanya, sekelompok pemuda itu masuk. Nurdin, Aji, Anto, Bu Maryam, dan tetangga-tetangga lain menunggu dengan perasaan cemas. Di kejauhan, mereka melihat asap hitam membubung tinggi. Sepertinya ada rumah yang terbakar.

Nurdin mengajak Aji dan Anto menjauh dari rumah Bu Maryam. Mereka ke jalan raya. Sepanjang jalan yang mereka lalui, tampak jelas kerusakan yang ditimbulkan gempa barusan. Rumah-rumah ambruk. Tiang listrik berjatuhan. Di kiri-kanan, ibu-ibu dan anak kecil menangis.

Nurdin mengantar Aji dan Anto ke rumah mereka. Rumah Aji dan Anto aman. Tetap tegak berdiri. Keluarga mereka juga selamat. Mereka lalu kembali lagi ke rumah Nurdin.

Saat mereka tiba, Budi sudah ditemukan oleh sekelompok pemuda tadi. Budi selamat. Hanya menderita patah kaki karena tertimpa tembok rumahnya. Nurdin, Aji, dan Anto mengucap syukur. Begitu juga dengan Bu Maryam dan tetangga-tetangga.


 

Berkenalan dengan Gempa Bumi

            Teman-teman, kita sangat sering melihat berita di televisi tentang bencana alam yang menimpa negeri kita. Salah satu bencana yang sering terjadi adalah gempa bumi. Hampir setiap hari terjadi gempa bumi. Namun, karena skalanya kecil dan manusia tidak merasakan adanya gempa.

            Gempa bumi sering menimbulkan kerusakan. Mulai dari gedung-gedung tinggi yang retak hingga rumah dan tiang listrik yang rubuh. Di beberapa Negara, goncangan gempa yang dahsyat juga mengakibatkan patahnya jembatan layang.

            Gempa bumi yang mengakibatkan runtuhnya bangunan juga sering menimbulkan korban jiwa. Umumnya, mereka terjebak di dalam sebelum sempat menyelamatkan diri saat gempa terjadi. Siapa pun pasti panik karena bumi mendadak berguncang. Kepanikan itulah yang membuat orang terburu-buru ingin keluar bangunan tanpa memikirkan bahaya lainnya. Misalnya saja, berdesak-desakan di pintu keluar.

            Kenapa ya, gempa bumi bisa terjadi? Kenapa juga terlalu sering terjadi di Indonesia?

            Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Di Indonesia, Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi ring of fire atau lingkaran cincin api menjadikan Indonesia kerap kali diterpa bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi.Geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi.Ketika magma bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari.

Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pergunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti Hawaii.

Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air atau jumlah air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari atau ke dalam bumi seperti pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal.

Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

 

Jepang adalah negara yang paling sering terkena bencana gempa bumi

 

Gempa bumi itu diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya dalam skala Richter. Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.

Begini penghitungan dengan skala Richter beserta efeknya:

<2 skala Richer: Gempa kecil, tidak terasa

2.0-2.9: Tidak terasa, namun terekam oleh alat

3.0-3.9: Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan

4.0-4.9: Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik

6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km

7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas

8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil

9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil

>10.0 Belum pernah terekam

 

Gempa Bumi Yang Bersejarah

Gempa bumi yang paling diingat orang adalah gempa dengan goncangan yang dahsyat. Goncangan itu mampu merubuhkan rumah dan gedung-gedung. Gempa bumi yang banyak diingat juga yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Contohnya, gempa bumi yang terjadi pada 27 Mei 2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meski dalam skala goncangannya tidak terlalu besar, 5.9 skala Richter, namun, gempa ini berlangsung lama. Tepatnya selama 57 detik. Terjadinya di hari Sabtu pagi, saat sebagian besar orang berada di dalam rumah. Mereka tidak sempat melarikan diri. Total korban tewas lebih dari 6000 orang, dan terbanyak berada di kawasan Bantul. Itu lho, kawasan yang menjadi pusat gempa. Kita biasa menyebutnya dengan Episentrum.

Selain itu, gempa yang banyak diingat juga gempa yang menimbulkan gelombang tsunami. Gelombang itu lebih berbahaya lho, dari gempa itu sendiri. Gelombang laut setinggi pohon kelapa masuk ke daratan dan menyapu semua yang ada di hadapannya. Apa saja. Rumah, pepohonan, hewan, bahkan manusia. Gelombang tsunami menyapu bersih daratan, dan mengubah kawasan pemukiman menjadi tanah lapang yang sangat luas.

Seperti yang terjadi saat gempa bumi di Samudra Hindia, sebelah barat Aceh. Episentrum gempa berada di laut lepas. Gempa ini berkekuatan 9.3 skala Richter. Selang beberapa menit setelah gempa, muncul gelombang tsunami setinggi 9 meter. Gempa dan tsunami tidak hanya dirasakan di Indonesia saja, lho. Ada delapan negara yang merasakannya, dengan korban tewas mencapai 230.000 jiwa.

Baru-baru ini, 25 Oktober 2010, juga terjadi gempa dan tsunami serupa di kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Gempa bumi berkekuatan 7.2 skala richter, dan diikuti dengan gelombang tsunami. Hingga saat ini, dikabarkan korban tewas mencapai 445 orang.

 

Doa ketenangan dalam menghadapi musibah

 

Allahummarzuqnii nafsan muthma’innatan tu’munu biliqaa’ika wa tardhaa biqadhaa’ika

Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridha menerima segala ketetapan-MU

 

Mau tahu gempa apa saja yang paling bersejarah di dunia?

1.        6 Maret 2007. Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang meninggal dunia.

2.        8 Oktober 2005 berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang meninggal dunia.

3.        26 Desember 2003 di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang meninggal dunia.

4.        21 Mei 2002 di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang meninggal dunia.

5.        26 Januari 2001 di India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.

6.        21 September 1999 di Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban meninggal dunia.

7.        17 Agustus 1999 barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.

8.        25 Januari 1999 di Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.

9.        30 Mei 1998 di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang meninggal dunia.

10.    17 Januari 1995 di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.

11.    30 September 1993 di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.

12.    21 Juni 1990 di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merenggut 50.000 nyawa.

13.    7 Desember 1988 di barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 orang tewas.

14.    19 September 1985 di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, merenggut lebih dari 9.500 nyawa.

15.    16 September 1978 di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter an menyebabkan 25.000 orang meninggal.

16.    28 Juli 1976 di Tangshan, China, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.

17.    4 Februari 1976 di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.

18.    29 Februari 1960 di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 orang tewas dan memusnahkan seluruh kota Agadir.

19.    26 Desember 1939 di Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang meninggal dunia.

20.    24 Januari 1939 di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 orang meninggal dunia.

21.    31 Mei 1935 di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.

22.    1 September 1923 di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.

           

Tips Selamat Dari Gempa

Bagaimana Budi bisa selamat dari gempa yang meruntuhkan rumahnya? Beberapa hari setelah gempa bumi terjadi, Nurdin, Aji, dan Anto menjenguk Budi di rumah sakit. Saat itulah, Budi membagi tipsnya agar bisa selamat dari gempa bumi. Tips aman ala Budi:

  1. Jika sedang berada di atas tempat tidur, bergulinglah ke samping tempat tidur. Kolong bukan tempat yang aman untukm berlindung. Sebab, jika reruntuhan bangunan menimpa tepat tidur, maka tempat tidur akan rubuh dan menimpa kita jika beada di kolongnya.
  2. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda.
  3. Sesudah agak tenang, ambil tas berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala.

 

Kucing dan anjing tidak pernah terkena reruntuhan gempa. Mereka meringkuk untuk menyelamatkan diri.

 

  1. Mencari tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi kalian dari benda-benda yang jatuh atau lemari yang jatuh.
  2. Jika gempa bumi terjadi pada saat di atas kendaraan, katakan pada Pak Sopir agar tetap tenang dan mengurangi kecepatan sedikit demi sedikit, baru berhenti. Pilih tempat berhenti yang aman di pinggir jalan. Menjauhlah dari pompa bensin, kabel tegangan tingi, jembatan penyeberangan, atau tiang listrik.